TUGAS AKHIR MEMBACA KOMPREHENSIF
Resensi Buku Non Fiksi
(Buku Analisis & Kesantunan Berbahasa)
Identitas Buku :
Nama Pengarang : Markhamah, dkk.
Tahun Penerbit : 2009
Judul Buku : Analisis & Kesantunan Berbahasa
Kota Terbit : Surakarta
Penerbit : Muhammadiyah University Press
Tebal Buku : 192 halamanBuku : Analisis Kesalahan & Kesantunan Berbahasa ini berisi 192 halaman yang terdapat 7 bab dan di dalam buku ini membahas tentang Analisis Kesalahan & Kesantunan Berbahasa yaitu
di Bab-bab dibawah ini :
Bab I
PENDAHULUAN
Bab II
KALIMAT EFEKTIF
A. Ciri Gramatikal Kalimat Efektif
B. Ciri Diktis Kalimat Efektif
C. Penalaran
D. Keserasian
Bab III
KEPADUAN DAN KETEPATAN MAKNA
A. Kepaduan
B. Ketepatan Makna
Bab IV
KALIMAT BERVARIASI
A. Kalimat Bervariasi Urutan
B. Kalimat Bervariasi Aktif-Pasif
C. Kalimat Bervariasi Berita-perintah-tanya
D. Kalimat Bervariasi Panjang-pendek
Bab V
KESALAHAN STRUKTUR
A. Kesalahan Struktur karena Kerancuan Aktif-pasif
B. Kesalahan Struktur karena Subjek dan keterangan
C. Kesalahan Struktur Karena Pengantar Kalimat
D. Kesalahan Struktur Karena Penghubung Terbagi yang Kurang Tepat
E. Kesalahan Struktrur karena ketiadaan Induk Kalimat
Bab VI
KESANTUNAN SOSIOLINGUISTIK DALAM TEKS KEAGAMAAN
A. Pengertian Kesantunan Sosiolinguistik
B. Kesntunan Sosiolinguistik dalam Teks Terjemahan Al Quran
Bab VII
A. Pengertian Kesantunan Linguistik
B. Kesantunan Linguistik dalam Terjemahan Al Quran
Buku yang membahas tentang Analisis Berbahasa ini sangat berguna terutama bagi mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia. Karena dalam buku ini banyak membahas tentang kebahasaan yaitu tentang Kesalahan dan Kesantunan Berbahasa.
Kelebihan Buku
- Pembaahasn dalam setiap bab sangat jelas dan mudah di fahami karena menggunakan bahasa yang tidak terlalu berbelit-belit.
- Setelah membaca buku ini pembaca akan banyak memperoleh manfaat karena diantaranya pembaca akan lebih memahami tentang kesalahan dan kesantunan berbahasa
Kekurangan Buku
- Buku sebaiknya di beri warna-warna yang cantik pada kolom-kolom tertentu supaya lebih menarik dibaca.
Ringkasan singkat
Kalimat Efektif
Dalam
berkomunikasi secara lisan seseorang harus memperhatikan kalimat yang
diucapkannya. Artinya penutur harus memperhatikan apakah kalimat yang
diucapkannya bisa dipahami oleh orang lain dan apakah kalimat yang diucapkan
bisa dipahami orang lain apakah kalimat yang diucapkan tidak menimbulkan salah
tafsir. Sudahkah kalimat-kalimat kita memenuhi kaidah pemakaian bahasa yang baik.
Ketika kita berkomunikasi dengan menggunakan bahsa lisan, kita juga perlu
memperhatikan ketepatan, kelaziman, dan kebakuan kata yang kita ucapkan.
Sebagai penutur yang baik kita tidak boleh mengucapkan kalimat-kalimat yang
tidak memenuhi kaidah bahasa Indonesia.
Demikian halnya dalam berkomunikasi secara tertulis. Artinya didalam menulis
penulis harus memperhatikan kalimat-kalimat yang ditulisnya sehingga orang yang
membaca tulisandapat memahami maksud yang akan sisampaikan. Dengan kata lain,
kalimat yang kita tulis atau kita ucapkan hendaknya merupakan kalimat yang
efektif.
a.
Ciri Gramatikal Kalimat Efektif
Ciri
gramatikal adalah ciri yang harus dipenuhi oleh pemakai bahasa dalam kaitan
dengan keterbatasan. Ciri ini dapat dilihat dari bidang Morfologi (ciri
morfologis) dan bidang Sintaksis (ciri sintaksis).
-
Ciri gramatikal morfologis adalah
ciri-ciri yang sesuai dengan kaidah morfologis. Misalnya, ciri-ciri yang
berkaitan dengan penggunaan bentuk kata.
-
Ciri gramatikal sintaksis adalah ciri
gramatikal yang berkenaan dengan kaidah sintaksis.
b.
Ciri Diktis Kalimat Efektif
Ciri diktis adalah ciri kalimat efektif
yang berkaitan dengan pemilihan kata.
Kata yang dirangkai menjadi suatu
kalimat merupakan kata-kata yang : (1) tepat bentuknya, (2) seksama (sesuai),
dan (3) lazim.
Kalimat efektif menurut Soedjito
adalah kalimat yang memenuhi pedoman pemilihan kata yang tepat. Meliputi : (1)
pemakaian kata tutur, (2) pemakaian kata-kata bersinonim,(3) pemakaian kata
yang bernilai rasa,(4) pemakaian
kata-kata/istilah asing,(5) pemakaian
kata konkret dan absrtrak,(6) pemakaian kata umumdan khusus,(7) pemakaian kata
ideomatik, (8) pemakaian kata-kata yamg lugas.
Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi penalaran.
Kalimat yang memenuhi penalaran artinya kalimat yang secara nalar dapat
diterima oleh akal sehat. Kalimat seperti adalah kalimat yang dapat dipahami
dengan mudah, cepat, tepat, dan tidak menimbulkan salah pengartian. Kalimat ini
juga tidak menimbulkan keraguan bagi pembaca atau pendengarnya. Kalimat ini
disebut juga kalimat logis.
Tercapainya kalimat logis didukung oleh beberapa komponen
yaitu : kelogisan hubungan makna antara subjek dengan predikat, kelogisan
hubungan makna antara subjek dengan predikat dan pelaku, kelogisan antara predikat
dengan pelengkap atau objek. Kalimat efektif juga harus memenuhi keserasian. Keserasian
yang dimaksud disini adalah keselarasan atau kesesuaian situasi dengan ragam
bahasa yang digunakan.
Kepaduan Dan Ketepatan
Makna
Ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan supaya
pemakai bahasa dapat menyusun kalimat yang padu. (1) Tidak meletakkan yang
berupa klausa di antara S (subjek) dan P (predikat), (2) Tidak meletakkan
keterangan aspek di depan S, (3) Tidak menempatkan keterangan aspek diantara
pelaku dan pokok kata kerja yang merupakan kata kerja pasif bentuk diri, (4) Tidak
menyisipkan kata depan diantara Pdan O (objek).
Kalimat efektif adalah kalimat yang tepat maknanya.
Ketepatan makna, di samping ditentukan oleh ketepatan letak unsur-unsur kalimat
yang akan memantapkan makna, bisa juga ditentukan oleh ketidaan kata yang
mubazir (kalimat hemat).
a.
Kemantapan makna kalimat
Kalimat
yang maknanya mantap sama dengan kalimat yang tidak goyah maknanya. Kalimat
yang mantap maknaya merupakan kalimat yang maknanya tidak mendua. Jadi, kalimat
yang maknanya mendua atau bermakna ganda (ambigu) termasuk kalimat yang tidak
efektif. Untuk mencapai makna yang mantap penutur atau penulis perlu
menempatkan unsur-unsur kalimat pada tempat yang tepat. Selain itu unsur-unsur
yang seharusnya ada tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya unsur-unsur yang tidak
diperlukan tidak perlu diselipkan dalam kalimat.
b.
Kalimat hemat
Kalimat
hemat merupakan kalimat yang tidak menggunakan kata-kata yang mubazir atau
kalimat yang tidak mengandung unsur-unsur yang tidak diperlukan. Untuk menyusun
kalimat hemat ada beberapa yang perlu diperhatikan. (1) Menghindari penggunaan
kata depan yang tidak perlu, (2) Menghindari penggunaan kata yang menyatakan
jamak jika sudah ada reduplikasi yang bermakna jamak atau ada kata lain yang
bermakna jamak. (3) Menghindari penyebutan unsur-unsur klausa yang sama dalam
satu kalimat, (4) Menghindari penggunaan hipernim untuk kata-kata hiponim, (5)
Menghindari penggunaan kata-kata yang tidak diperlukan dalam satu kalimat.
Kalimat
Bervariasi
Keefektifan kalimat, selain dilihat dari
ciri gramatikal, keselarasan, kepaduan, dan kehematan juga dilihat dari ciri
gramatikal, keselarasan, kepaduan, dan kehematan juga dilihat dari kevariasian.
Kevariasian memang tidak langsung berdampak pada keselarasan, tetapi lebih
berdampak pada ketepataan, gaya, atau keindahan. Kevariasian dapat
menghindarkan pendengar dan atau pembaca dari kebosanan. Artinya, seseorang
dalam berkomunikasi dituntut memilih kata,klausa,kalimat,bahkan paragraf yang
bervariasi.
Kalimat
Bervariasi Urutan
Secara umum kebanyakan kalimat dalam
bahasa Indonesia berurutan Subjek-Predikat (S-P). Jika ada Objek dan keterangan
urutannya Subjek-Predikat-Objek-Keterangan (S-P-O-K). Dengan urutan seperti
itu, berarti S terdapat pada awal kalimat, P di belakangnya.
Untuk menghindari kebosanan atau kejenuhan
pembaca atau pendengar, pembicara atau penulis yang baik menggunakan urutan
yang berbeda dengan urutan S-P-O-K. Urutan yang dipilih diantaranya adalah
urutan yang dipilih di antaranya adalah urutan kalimat yang dimulai dengan
menempatkan P atau K pada awal kalimat.
Untuk menghasilkan variasi urutan yang
baik, ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan. (1) Keterangan kalimat
yang letaknya bebas dapat dipertukarkan tempatnya. (2) Objek sebagai bagian
dari predikat tidak dapat dipisahkan. (3) Predikat yang berupa verba pasif pelaku
orang I dan II dan pokok kata kerja tidak dapat dipisahkan. (4) Predikat yang
berupa kata kerja rangkap dapat diverivasikan dengan diinversikan (dibalik
susunannya) atau diprolepsisikan (digeser posisinya). (5) Keterangan subjek
tidak dipisahkan dengan subjeknya sebagai induknya. (6) Keterangan objek tidak
dapat dipisahkan dengan objeknya.
Kalimat
bervariasi Aktif-Pasif
Kalimat aktif adalah kalimat yang
predikatya diisi oleh verba aktif. Verba aktif yang berimbuhan meN- yang bisa
diikuti oleg objek (O) atau tidak. Objek adalah nomina yang mengikuti predikat
verba transitif. Kalimat pasif adalah kalimat yang predikat diisi oleh verba
pasif. Verba pasif adalah veba yang secara morfologis ditandai dengan
penggunaan afiks di-,ter- atau pelaku orang I/II + pokok kata kerja. Variasi
aktif-pasif adalah variasi yang terjadi dalam
pemakaian bahasa (bisa berupa kalimat atau wacana) yang didalamnya terdapat
kalimat yang berwujud kalimat aktif dan kalimat yang berwujud kalimat pasif.
Untuk mengidentifikasi adanya fariasi
aktif-pasif dalam suatu wacana (paragraf) yang perlu dilakukan adalah
mengetahui terlebih dahulu jenis-jenis kalimatnya. Dengan begitu, setiap jenis
kalimat perlu diidentifikasi apakah kalimat yang bersangkutan termasuk kalimat
aktif atau pasif. Setelah diketahui bahwa kalimat-kalimat pada paragraf atau
wacana itu semuanya kalimat aktif atau kalimat pasif barylah dapat ditentukan
bahwa pada wacana itu tidajk terdapat variasi aktif –pasif. Selanjutnya, untuk
menjadikan paragraf itu paragraf yang mengandung variasi aktif-pasif perlu
dilakukan pengubahan sebagian kalimat aktif menjadi pasif atau sebaliknya. Ada
dua hal yang perlu diperhatikan : (1) Pada bentuk hubungan pelaku dengan kata
kerjanya tidak erat, sehingga kedua unsur itu dapat dipisahkan oleh kata lain,
misalnya kata-kata yang menyatakan aspek, modalitas, suasana, atau keterangan.
(2) Pada bentuk pasif hubungan erat sekali sehingga antara keduanya tidak dapat
disela oleh kata lain, seperti kata depan, aspek, modalitas, damn lain-lain.
Kalimat
Bervariasi berita-Perintah-Tanya
Variasi ini adalah variasi jenis kalimat
berdasarkan intonasinya. Berdasarkan intonasinya kalimat dibedakan menjadi
kalimat berita, kalimat perintah, kalimat tanya.Dan secara unum dikatakan bahwa
kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan, kalimat tanya adalah
kalimat yang menanyakan sesuatu, sedangkan kalimat perintah adalah kalimat yang
isinya memerintah orag lain untuk melakukan sesuatu tindakan.
Kalimat
Bervariasi Panjang Pendek
Paragraf yang baik, sebaiknya tidak
seluruhnya kalimat panjang. Tetapi sebaliknya paragraf itu juga tidak terdiri
atas kalimat-kalimat yang pendek semua.
Kesalahan
Struktur
a.
Kesalahan struktur karena kerancuan
aktif – pasif
b.
Kesalahan struktur karena subjek dan
keterangan
c.
Kesalahan struktur karena pengantar
kalimat
d.
Kesalahan struktur karena penghubung
terbagi yang kurang tepat
e.
Kesalahan struktur karena ketiadaan
induk kalimat
Kesantunan
Sosiolinguistik Dalam Teks Keagamaan
Kesantunan
sosiolinguistik yang digunakan dalam terjemahan teks Al-quran.
Berdasarkan
analisis yang dilskuksn peneliti, dalam teks keagamaan, khususnya terjemahan
Quran yang mengandung etika berbahasa terdapat bermacam-mavam kesantunan
sosiolinguistik. Kesantunan yang dimaksud adalah merendahkan diri sendiri,
menanyakan secara lebih rinci pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu ditanyakan
sebagai bentuk penolakan terhadap perintah, menggunakan sindiran untuk meminang
secara halus, mengucapkan dan menjawab salam, menggunakan eufimisme, mengucapkan’hithah’sambil
membungkukkan badan, menggunakan panggilan kehormatan,mengucapkan kata-kata
baik.selain itu, kesantunan berbahasa juga ditempuh dengan cara: berbicara
dengan sabar dan berbicara dengan suara lunak, kesantunan lainnya adalah mengucapkan
kalimat doa,menyelamatkan muka mitra bicara, memberi keputusan dengan adil,
mematuhi perintah dan panggilan.
Dapat disimpulkan bahwa teks terjemahan Quran mengandung
pola-pola konstruksi yang men ggunakan kesantunan linguistik. Kesantunan
linguistik yang terdapat dalam teks terjemahan Quran terdiri dari konstruksi
deklaratif, konstruksi imperatif, konstruksi interogatif, dan konstruksi
pengandaian. Kesantunan linguistik dalam teks terjemahan Quran lebih banyak
berupa perintah dan larangan karena ketidaksederajatan antara penutur dan
penutur atau pendengar. Namun demikian, perintah dan larangan tersebut
dinyatakan dalam rentang kualitas bervariasi, dari tingkat kesantunan rendah
hingga kesantunan tinggi. Kesantunan linguistik yang berupa perintah meliputi
perintah, ajakan, dan anjuran, sedangkan kesantunan linguistik yang berups
larangan mencakup larangan,peringatan,dan sindiran.
Sebagian kesantunan linguistik diungkapkan dalam
konstruksi imperatif, yang kemudian disusul dengan konstruksi deklaratif, interogatif,
dan pengandaian. Hal ini menyiratkan adanya kesantunan dari tingkat rendah ke
tinggi. Kesantunan linguistik dalam konstruksi imperatif ditandai dengan
penonjolan pelaku, bermakna antonim, bermakna peringatan, dan penonjolan
penderita. Sebagian dari kesantunan linguistik dalam konstruksi deklaratif ditandai dengan penegas sesungguhnya, dan
sebagian lainnya ditandai dengan penggabungan konstruksi deklaratif dan
konstruksi interogatif. Adapun kesantunan linguistik dalam kontruksi imperatif
ditandai dengan penonjolan pelaku, makna antonim, makna peringatan, dan
penonjolan penderita.
isi Buku